Photobucket

03 Desember 2009

Kuchisake-onna (口裂け女) atau wanita bermulut robek

Kuchisake-onna (口裂け女) atau wanita bermulut robek adalah sejenis siluman dalam mitologi dan legenda urban Jepang. Ia berwujud seorang wanita yang menutup mulutnya yang robek dengan kipas, syal atau masker operasi (versi yang paling populer). Ia sering muncul di jalan-jalan yang sepi dan bertanya pada orang yang ditemui apakah dirinya cantik. Bila orang itu menjawab tidak atau ketakutan melihat wujud seramnya ia akan membunuh orang itu.
Dalam legenda, Kuchisake-onna tadinya adalah seorang wanita muda yang hidup pada Zaman Heian. Kemungkinan ia adalah seorang istri atau selir samurai. Ia dikaruniai wajah yang sangat cantik namun sombong, ia juga sering berselingkuh di belakang suaminya. Suaminya merasa sangat cemburu dan dikhianati menyerangnya dan membelah mulutnya dari kuping ke kuping. “Sekarang siapa yang akan berkata kau cantik?” ejek suaminya.
Sementara dalam versi legenda urban, Kuchisake-onna adalah seorang wanita korban operasi wajah yang gagal. Konon katanya, dokter yang mengoperasi wajahnya memakai pomade (jenis minyak rambut) dengan bau yang menusuk. Ketika sedang dioperasi ia tidak bisa tenang karena bau itu sehingga si dokter secara tidak sengaja memotong mulutnya hingga robek. Wanita itu menjadi histeris dan marah lalu membunuh dokter itu. Belakangan ia dibunuh oleh para penduduk kota dan menjadi hantu penasaran. Ada beberapa versi lain mengenai asal-usulnya namun kurang populer, misalnya:
• Korban kecelakaan lalu-lintas yang wajahnya rusak.
• Seorang wanita yang mengalami gangguan kejiwaan sehingga merobek mulutnya dengan benda tajam.
• Seorang wanita korban pemerkosaan yang mulutnya dirobek oleh si pemerkosanya atau ia sendiri yang melakukannya setelah menjadi gila karena perkosaan itu.
• Seorang wanita yang leluhurnya memperoleh uang haram dengan menyembah siluman anjing sehingga anak cucunya dikutuk bermulut robek dan bila mati akan menjadi siluman.
Kuchisake-onna menutupi mulutnya yang robek dengan masker operasi dan sering bergentayangan di kota pada waktu malam, terutama ketika sedang berkabut. Bila bertemu seseorang (terutama anak-anak atau mahasiswa) di jalan yang sepi, ia akan bertanya, “Apakah saya cantik?” (Watashi kirei?) .Bila orang itu menjawab “ya”, ia akan membuka maskernya dan bertanya lagi, “Bahkan bila seperti ini?” Pada saat itu, bila si korban yang biasanya terkejut dan takut menjawab tidak, ia akan membunuhnya dengan gunting, golok, sabit, atau senjata tajam lainnya. Bila si korban tetap menjawab ya setelah melihat wajahnya di balik masker, ia akan gembira dan membebaskannya, namun ada juga yang mengatakan walaupun korban melakukan itu, Kuchisake-onna mengikutinya sampai ke rumah baru akan membunuhnya di depan pintu rumah si korban. Bila korbannya wanita, Kuchisake-onna akan merobek mulutnya hingga serupa dengannya, bila korbannya anak-anak, ia akan memakannya.
Legenda urban yang populer pada tahun 70’an mengatakan bahwa korban akan selamat bila ia menjawab “biasa saja”. Sementara versi tahun 2000an mengatakan bahwa korban akan selamat bila menjawab, “begitulah” sehingga Kuchisake-onna bingung dan berpikir dulu apa yang akan ia lakukan, saat sedang bingung itulah korban mempunyai kesempatan untuk kabur. Cara lain untuk lolos dari Kuchisake-onna adalah dengan menawarkannya permen keras berwarna kuning tua karena ia menyukainya namun tidak bisa menikmatinya sehingga mengingatkannya lagi pada penderitaannya. Selain itu bisa juga dengan mengucapkan “pomade” sebanyak tiga kali, ada yang menyebutkan enam kali. Ucapan itu akan membuatnya takut dan kabur karena mengingatkannya kembali pada ahli bedah yang merusak wajahnya. Korban juga bisa memakai pomade untuk mencegahnya mengikutinya.



hoshi no tama

Penggambaran kitsune dan korbannya sering mengikutsertakan benda putih yang disebut “bola bintang” (hoshi no tama) berbentuk bulat atau seperti bawang. Dalam dongeng, permata hoshi no tama berselimutkan api disebut kitsune-bi (api rubah). Di dalam sebagian cerita, hoshi no tama digambarkan sebagai mutiara atau permata yang memiliki kekuatan sihir. Ketika sedang tidak berubah wujud menjadi manusia atau merasuki manusia, kitsune menggigit hoshi no tama atau membawanya di bagian ekor.[14] Permata merupakan simbol yang lazim ditemukan pada Inari, dan rubah suci Inari sangat jarang digambarkan tidak memiliki permata

Sebagian orang percaya, sebagian kekuatan kitsune berada di dalam permata “bola bintang” ketika kitsune berubah wujud. Cerita lain menggambarkan mutiara sebagai perlambang nyawa kitsune. Kitsune akan mati jika terlalu lama terpisah dari mutiaranya. Orang yang berhasil mengambil bola kitsune, kabarnya bisa menukar bola tersebut dengan kekuatan sihir yang dimiliki kitsune. Dalam dongeng abad ke-12, seorang laki-laki berhasil mengambil bola kitsune dan mendapat imbalan ketika mengembalikannya:

“Kau terkutuk!” maki sang rubah. “Kembalikan bolaku!” Tapi laki-laki itu mengabaikan permohonan kitsune, hingga kitsune berkata sambil menangis, “Baiklah, kau boleh ambil bolaku, tapi bola tersebut bakal tidak ada gunanya buat kau, kalau kau tidak tahu cara menggunakannya. Bagiku, bola itu adalah segala-galanya. Aku peringatkan, kalau kau tidak mau mengembalikannya, kau bakalan jadi musuhku selamanya. Tapi bila kau mau mengembalikannya, aku akan terus mendampingimu bagaikan dewa pelindung.”

Nyawa laki-laki tersebut kemudian diselamatkan sang rubah yang membantunya melawan gerombolan bandit.



kitsunetsuki (狐憑き atau 狐付き, kitsunetsuki)

Istilah kitsunetsuki (狐憑き atau 狐付き, kitsunetsuki) secara harafiah berarti kerasukan kitsune. Korban biasanya wanita muda yang kemasukan kitsune dari bagian kuku jari atau melalui bagian buah dada.

Pada beberapa kasus, wajah korban konon berubah sedemikian rupa hingga menyerupai rubah. Menurut tradisi di Jepang, kalau orang Jepang yang buta huruf sedang kerasukan kitsune, orang tersebut bisa melek huruf untuk sementara waktu.

Ahli cerita rakyat Lafcadio Hearn mengisahkan peristiwa kerasukan kitsune dalam volume pertama buku karyanya Glimpses of Unfamiliar Japan:
Aneh memang kegilaan orang yang dirasuki iblis rubah. Kadang-kadang mereka berlarian telanjang sambil berteriak-teriak di jalanan. Kadang-kadang mereka tidur-tiduran dengan mulut berbuih dan menyalak seperti rubah. Dan di bagian tubuh orang yang kerasukan, terlihat benjolan yang bergerak-gerak di bawah kulit yang kelihatannya memiliki nyawa sendiri. Bila ditusuk dengan jarum, benjolan tersebut langsung berpindah ke tempat lain. Benjolan tidak bisa dicengkeram, lepas bila ditekan dengan tangan yang kuat dan lolos dari jari-jari. Orang yang sedang kerasukan kabarnya bisa berbicara dan menulis bahasa yang mereka tidak kuasai sebelum kerasukan. Mereka hanya memakan makanan yang dipercaya disenangi rubah, seperti — tahu, aburagé, azukimeshi, dan lain lain. Mereka juga makan banyak sekali dan membela diri bahwa yang sedang makan itu bukan mereka, tapi arwah rubah.

Lafcadio Hearn menambahkan bahwa orang yang sudah terbebas dari kerasukan kitsune bakal tidak doyan lagi makan tahu aburage, azukimeshi, atau makanan lain yang digemari rubah.

Upacara mengusir setan dilakukan di kuil-kuil Inari untuk membujuk kitsune agar mau keluar dari tubuh orang yang sedang dimasukinya. Di zaman dulu, kalau usaha lemah lembut membujuk rubah tidak berhasil atau pendeta kebetulan tidak ada, korban kitsunetsuki dipukuli atau dibakar sampai terluka parah agar kitsune mau keluar. Kalau ada seorang anggota keluarga yang kerasukan, seluruh anggota keluarga korban diasingkan oleh masyarakat.

Di Jepang, kerasukan kitsune (kitsunetsuki) sudah dianggap sebagai penyakit sejak zaman Heian dan merupakan diagnosis umum untuk gejala penyakit mental hingga di awal abad ke-20. Kerasukan digunakan sebagai penjelasan kelakuan abnormal dari penderita. Di akhir abad ke-19, Dr. Shunichi Shimamura mencatat beberapa gejala penyakit yang disebabkan demam sering dianggap sebagai kitsunetsuki.

Dalam istilah kedokteran, kerasukan kitsune merupakan gejala penyakit mental yang khas dalam kebudayaan Jepang. Pasien percaya dirinya sedang dirasuki rubah. Gejala kerasukan kitsune di antaranya selalu ingin makan nasi atau kacang azuki, bengong, gelisah, dan menghindari tatapan mata orang lain. Penyakit kerasukan kitsune mirip tapi berbeda jauh dari lycanthropy (manusia serigala).

japan - tokyo tower

Benarkah menara Efiel adalah menara terindah di dunia? kalau dibandingkan dengan menara Tokyo atau tokyo tower kira-kira bagus mana ya?. Tokyo Tower atau Tokyo Tawaa, menara kebanggaan warga Tokyo dan sekitarnya.Tokyo Tower dibangun oleh Takenaka Corporation dengan biaya 2,8 Miliar Yen. Dari segi bentuk, Tokyo Tower menyerupai menara Eiffel. Bedanya terletak pada ketinggian dan bobot menara. Tinggi Tokyo Tower mencapai 333 meter, menara Eiffel 320 meter. Karena ketinggiannya itulah, Tokyo Tower dinobatkan sebagai menara baja tertinggi di dunia. Sedangkan bobot Tokyo Tower berkisar 4000 ton, sementara menara Eiffel 7000 ton. Kenapa berat Tokyo Tower lebih ringan? Karena proses pembangunan dan pembuatan bajanya memakai teknologi tinggi. Berdasarkan peraturan keselamatan penerbangan, Tokyo Tower harus berwarna oranye internasional plus warna putih di bagian tertentu. Konon untuk mengecat Tokyo Tower diperlukan cat sebanyak 140 drum atau sekitar 28.000 liter. Tak hanya berfungsi sebagai pemancar puluhan televisi dan 5 radio FM, menara Tokyo Tower pun dipakai perusahaan KA East Japan Railway sebagai tempat menaruh antena radio sistem darurat kereta api. Begitupula dengan Kantor Lingkungan Hidup Metropolitan Tokyo meletakkan beberapa alat pengukur di badan Tower.

Hebatnya, meski banyak piranti penunjang komunikasi menempel di menara ini, Tokyo Tower ternyata menarik perhatian ribuan wisatawan. Alasannya, meski hanya sebuah menara, Tokyo Tower ternyata menawarkan berbagai pesona.Pada bagian bawah tower terdapat Tokyo Tower Building setinggi lima tingkat. Dari lantai ke lantai menyuguhkan pemandangan luar biasa. Di lantai pertama terdapat akuarium yang berisi 50.000 ikan hias. Sementara di lantai-lantai berikutnya terdapat Wax Museum, the Mysterious Walking World, Trick Art Gallery (pameran lukisan 3 dimensi), panggung pentas Club 333, restoran dan tempat berjualan cinderamata. Jadi begitu kita menjejakkan kaki di sini, semua bisa dinikmati, termasuk belanja oleh-oleh. Khusus di lantai 5 tertutup bagi umum, karena dipenuhi perangkat penyiaran dari berbagai stasiun televisi.Bosan di lantai dasar? Ayo kita naiki menara! Dengan lift pengunjung bisa mencapai ruang observasi di puncak menara, tepatnya berada di ketinggian 120 meter-125 meter. Dari ruang observasi ini kita bebas menatap keindahan Tokyo berikut gedung pencakar langitnya, keruwetannya, kepadatannya, kawasan pemakamannya serta kemegahan istana kaisar. Satu lagi ruang observasi berada di ketinggian 223 m. Selama sepuluh tahun ruangan itu digunakan sebagai ruang penyimpanan alat-alat penyiaran.

Tepat di tahun 1968 terbuka untuk umum. Bila cuaca cerah, beberapa kawasan lain yang jauh dari Tokyo jelas terlihat, termasuk gunung Fuji, gunung Hakone, gunung Tsukuba, dll.Kala matahari tenggelam hingga tengah malam, Tokyo Tower memancarkan gemerlap cahaya indah. Cahaya ini berasal dari ratusan lampu berwarna yang tertata di badan menara. Warna lampu-lampu itu di tata sedemikian rupa berdasarkan musim atau tema tertentu. Misalnya lampu oranye menyala di musim semi, gugur, dan dingin, lampu putih dinyalakan pada saat musim panas. Sistem penerangan ini dilakukan sejak 1989.



13 November 2009

Tugas Bahasa Inggris Bisnis

History of the English language

History of the English language originated from the birth of English in the British island approximately 1,500 years ago. English is a West Germanic language derived from dialects of the Anglo-Frisian islands brought to Britain by Germanic immigrants from several parts of the northwest area is now called the Netherlands and Germany. Initially, Old English was a group of dialects, reflecting the diverse origins of kingdoms in Anglo-Saxon England. One of these dialects, Late West Saxon, eventually came to dominate. Then the Old English original and then influenced by two waves of invasion.

The first wave of invasion is an invasion of the speakers of the language of the Scandinavian branch of the German family. They conquered and occupied some parts of Britain in the nineteenth century to the 8th and 9th.

Then this second invasion wave of interest is the Norman in the 11th century that spoke a dialect of French. This second invasion resulted in the English language "mixed" to some degree (though he never became a mixed language literally).

Live together with members of the Scandinavian nationalities simplification ultimately create the core grammar and enrichment of the Anglo-British English.
Ancient English language (English Proto)

Germanic tribes, ethnic groups who pioneered the English language (Anglia tribes, Saxons, Frisians, Jutes and perhaps even the Franks), traded with and fought with the people who tells the Roman Empire in the process of the Latin invasion of the Germanic Europe from the east. With that many Latin words entering the vocabulary of Germanic peoples before they reach the island of Britain. Examples included the camp (camp), cheese (cheese), cook (cook), dragon (dragon), fork (porok, fork), giant (giant), gem (gem), inch (inches), kettle (kettle) , kitchen (kitchen), linen (linen), mile (miles), mill (windmill), noon (lunch), oil (grease, oil), pillow (cushion), pin (a nail), pounds (lb), soap (soap), street (street), table (table), wall (wall), and wine (wine). The Romans also gave the English some of their own words borrowed from other languages such as the words: anchor (anchors), butter (butter), cat (cat), chest (chest), devil (demon), dish (dish , food), and the sack (pocket).

According to the Anglo-Saxon Chronicle, around the year 449, Vortigern, King of the British Isles, invited the "Angle kin" (Tribe Anglia led by Hengest and Horsa) to help in the mediation of conflicts by Pict tribes. In return, the Angles were granted lands in the southeast of England. Then further help is needed and in response "came men of Ald Seaxum from Anglum of Iotum" (Saxons, Angles tribe, and tribal Jutes). The Chronicle talked about the entry of many immigrants or settlers who eventually established seven kingdoms, known by the term heptarchy. Modern scholarship considers most of this story is a legend and has a political motive. And the identification of migrants in the UK with the Angle tribes, Saxons, and Jutes no longer acceptable today (Myres, 1986, p. 46 ff.), Especially after accepted that the Anglo-Saxon language is more similar to the Frisian language than one language the nationalities mentioned above this.

Old English
The settlers who invaded the island of Britain to dominate the local population who tells a Celtic language. Celtic languages could eventually sustainable in Scotland, Wales and Cornwall. The dialects spoken by the settlers who invaded Britain in the era now called Old English, and eventually the Anglo-Saxon language. Later today, the language was influenced by the North Germanic language; Norse, the language spoken by the Vikings who invaded and eventually settled in north-east of England (see Jorvik). The settlers who earlier settlers spoke Germanic languages from different branches. Many of the roots of their vocabulary are the same or similar, although their grammars were more distinct, including the prefix (prefix), suffix (suffix), and the law of inflection (takrifan) of many words. Germanic language of the British people which is the Old English language, influenced in contact with the people of Norway who invaded Britain. This is most likely the reason than the morphological simplification Old English, including the loss of noun gender and case (except pronominal). Famous literary works surviving from the Old English period is a fragment of the epic poem "Beowulf". The author is unknown, and this work has been modified greatly by the Christian clergy, long after the composition.




Then the introduction of Christianity in Britain added a new wave that carries many loan words from Latin and Greek.

In addition to arguing that there is influence in Norwegian lasted until the early Middle Ages.

Old English period formally ended with the Norman Conquest, when English has become drastically influenced the Norman language is the language called Norman and is a dialect of French.

The use of Anglo-Saxon to describe a merging of languages and cultures Anglian and Saxon is a modern development. According to Lois Fundis, (Stumpers-L, Friday, December 14, 2001)

* "The first citation for the second definition of 'Anglo-Saxon', referring to early Bahasa language or a certain dialect thereof, comes during the reign of Elizabeth I, from the Historian named Camden, who seems to be the person most responsible for the term becoming well-known in modern times. "

* "The first quotation for the second definition of 'Anglo-Saxon', referring to early English language or specific dialect of this language, emerged during the reign of Elizabeth I, from a historian named Camden, which seems to be the most responsible person to become famous as the term to modern times. "
Middle English

Over 300 years after the Norman invasion of Britain in 1066, Norman kings and the nobility only tells the Norman dialect of French language course called by the name of Anglo-Norman. Meanwhile the English language as the language of the people continues. While the Anglo-Saxon Chronicle written fixed until the year 1154, most of the other literary works from this period is written in Old French or Latin.

A large number of Norman words borrowed in the Old English language and make a lot of synonyms (for example taken ox / beef (cow), sheep / mutton (goat), etc.). This Norman influence to strengthen sustainability changes the English language in later centuries and resulted in a language that is now referred to as Middle English. One change is the increased use of a unique aspect of English grammar is referred to as continuous tense with the affix or suffix-ing.

English spelling is also influenced by the French language in this period. The sounds / θ / and / ð / is now spelled th rather than with the Old English letters þ and ð, which does not exist in French.

During the 15th century, Middle English changed any further. This change is referred to as The Great Vowel Shift ( "Great Vocal Shift"), and begins with the spread of the London dialect of English that began to be used by the government and the emergence of print books. Modern English language itself can be said appeared at the time of William Shakespeare. Writers of this Middle English period is Geoffrey Chaucer, famous for his work The Canterbury Tales.

Many contemporary sources claim that over a period of fifty years after the Norman invasion, most of the Norman outside the palace and told to change the language English. French language at that time remains the official language of government and legislation outside the prestigious social dynamics. For example, Orderic Vitalis, a historian who was born in 1075 and a young Norman knight, said that he only learned French as a second language.

English literature began to appear again in about 1200 AD when the political climate and the fall of the Anglo-Norman language makes it more acceptable. At the end of the century, even the kingdom has changed the English language tells us. Meanwhile, Anglo-Norman language still used in certain circles until a little while, but eventually this language is also not a living language again.

Early Modern English

Starting from the 15th century, English became Modern English language, which often begins with ditarikh Great Vowel Shift ( "Great Sound Shift").

After that started a lot of English words taken from the collection of foreign languages, especially Latin and Greek since the Renaissance. Because many words borrowed from the language different, and English spelling can be said is inconsistent, then the risk of pelafazan words high enough. But the remnants of the forms of a more ancient still exist in some regional dialects, especially in dialects in the West Country.

In 1755 Samuel Johnson published a critical dictionary of English first, entitled Dictionary of the Home Language.

MY DESCRIPTION

My name AKBAR FAWAZI, I was born in Jakarta on 19 June 1989, I was the only child, I lived in the Jakarta timur. I study at University Gunadarma and now I'm 5th generation 2007. My hobby is play football, draw, play computers,etc. And in the my house I have pet this is cat and two rabbits.My cat name is snowbell because it's white color and then My rabbits name is black and white. I'm busy now I'm joined in the Japanese community, college. I have short straight hair, not too fat, and high.according to my friends i'm good man, and always cheerful.

TUGAS SISTEM INFORMASI




AKBAR FAWAZI
30107116
3 DB 03



ANALISIS SISTEM OPERASI INFORMASI & PENGEMBANGAN




PENDAHULUAN


Dalam organisasi pekerjaan informasi itu sangat rumit. Pekerjaan tersebut terdapat pada seluruh organisasi, yaitu pada setiap unit kerja yang ada dalam organisasi, sesuai dengan tingkat operasional dan tingkat manajemen masing-masing unit. Untuk itu diperlukan pendekatan sistem, sehingga kegiatan kegiatan organisasi dapat dianalisis sebagai satu sistem informasi, unit-unitnya dipandang sebagai subsistem-subsistem informasi, dan seterusnya sampai unitnya yang terendah. Karena itu pada bab ini akan dibahas mengenai masalah analisis pekerjaan sistem informasi dalam organisasi dengan materi-materi perilaku keorganisasian, konsep sistem, hubungan antarsubsistem, pekerjaan informasi subsistem, dan organisasi sebagai sistem.


A. PENDEKATAN SISTEM

Pekerja dapat bekerja secara maksimal atau bekerja sama dengan sebaik-baiknya dalam organisasi akan sangat dipengaruhi oleh pelaku keorganisasian (human behavior) mereka. Demikian juga dalam pekerjaan dan kerja sama informasi. Apalagi pekerjaan informasi dalam organisasi sangat rumit karena mencakup berbagai unit, subunit dan subsubunit pada berbagai tingkat transaksi dan manajemen masing-masing serta hubunan satu sama lainnya. Untuk melokalisasikan dan mengelompokkan pekerjaan informasi tersebut agar lebih mudah dikerjakan dan bekerja sama dalam berbagai macam corak dan bentuk organisasi, maka diperlukan pendekatan sistem. Pendekatan sistem merupakan bagian dari perilaku keorganisasian (organization behavior). Pada studi perilaku keorganisasian terdapat tiga teori yang paling dominan yang sering disebut sebagai tiga schools kelompok-kelompok pakar (scholars) yang berbagi pendapat mengenai perilaku keorganisasian, yaitu manajemen ilmiah (scientific management), hubungan manusia (human relations), dan sistem (systems).
Pada umunya upah pekerja diberikan atas hasil per satuan pekerjaan, sehingga apabila produktivitas para pekerja meningkat pemilik perusaan akan banyak memperoleh keuntungan. Dan para pekerja pun juga memperoleh upah yang besar, karena mengejar target hasil pekerjaannya.pekerja hanya mengejar uang dan waktu kerja tidak diperhatikan sehingga menimbulkan penurunan kesehatannya dan keamanan pekerjaannya.akhirnya terjadi penurunan produktivitas, sehingga konsep pengelolaan organisasi yang menguntungkan pemilik,tetapi merugikan pekerja.



B. KONSEP SISTEM

Sudah dikemukakan sebelumnya bagaimana berbagai unit kerja yang ada pada setiap organisasi membutuhkan informasi dari berbagai sumber luar organisasi dan yang bersumber dari unit-unit kerja lain dari oerganisasi itu sendiri. Di samping itu setiap unit juga akan menghasilkan berbagai macam informasi yang diperlukan oleh unit sendiri dan perlu distribusikan ke unit-unit lain dalan organisasi yang sam karena unit-unit tersebut juga memerlukan informasi dari unit lainnya.
Dalam satu organisasi terdapat arus informasi demikian yang berjalan dari satu unit ke unit lainnya, agar masing-masing unit dapat bekerja mencari tujuan masing-masing untuk kemudian secara bersama-sama saling mendukung untuk mencapai tujuan oerganisasi. Kerja sama informasi sabai dukungan terhadap kegiatan organisasi dapt dikatakan sebagai kerja sama mengola informasi dalam satu organisasi di bawah satu atap atau satu lokasi kantor yang sama.
Kerja sama informasi ini harus berjalan lancar antara kantor satu dengan kantor lain dalam organisasi yang sama, misalnya antara kantor pusat dan kantor-kantor cabang atau kantor-kantor perwakilan, serta antara kantor cabang atau perwakilan dengan kantor-kantor cabang atau perwakilan lain-lainnya dalam lingkup organisasi yang sama.
Dengan berkembangnya pemakaian metode pendekatan sistem dalam pengelolaan berbagai kegiatan yang dimulai pada era 1960-an, maka pekerjaan pengelolaan informasi di perkantoran dan di berbagai organisasi pun berkembang ke dalam metode pendekatan sistem. Maka timbullah istilah sistem informasi yang selanjutnya menimbulkan mata kuliah yang sisebut Sisten Informasi Manajemen.
Ada bebeapa definisi sistem, tetapi definisi dari kamus Webster’s Unabridged lebih mendekati dengan keperluan.definisi tersebut adalah sebagai berikut: Sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi.contohnya adalah sistem tata surya,sistem irigrasi, dan sistem informasi.
Untuk tujuan pemakaian sistem dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM), modul sistem pada gambar berikut adalah contoh yang jelas mengenai hubungan dari elemen-elemen yang secara bersama-sama membentuk satu kesatuan yang disebut sistem.


Masukan
Pengolahan
Keluaran

Modul sistem terdiri dari empat elemn subsistem, yaitu:
1. masukkan
2. Pengolahan
3. Keluaran
4. Umpan Balik/kontrol.

C. HUBUNGAN ANTARASUBSISTEM


Tiap organisasi membagi pekerjaannya ke dalam bentuk fungsi-fungsi organisasi. Misalnya fungsi-fungsi pemasaran, produksi, keuangan, personalia, perbekalan, riset, pengolahan data elekrtonik (electronic data processing), dan peencanaan. Setiap fungsi (unit) tersebut memerlukan data dan informasi dari unit lain atau dari luar organisasi untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya. Di samping dari pekerjaannya setiap unit juga dapat akan menghasilkan data dan informasi baik untuk disimpan sendiri maupun untuk didistribusikan ke unit-unit lain dalam organisasinya atau organisasi lain.
Karena data dan informasi diperlukan dan dihasilkan oleh tiap unit kerja, maka unit yang bekerja dengan data dan informasi sendiri (gambar). Unit-unit lain dalam organisasi tersebut juga memiliki sistem informasi masing-masing. Organisasi dapat dilihat sebagai satu sistem informasi, dengan demikian unit-unit kerja dalam organisasi bersangkutan akan menjadi subsistem-subsistem informasi, dan di dalam subsistem informasi akan terdapat subsubsistem informasi, demikian seterusnya sampai pada pekerjaan informasi dalam unit kerja yang terkecil.
Transaksi dan kegiatan unit kerja
Data
pengolahan
informasi


Pengaturan arus informasi dan kegiatan informasi antarunit kerja dalam satu organisasi sebagaimana disebutkan di atas merupakan salah satu fungsi dari Sistem Informasi Manajemen yang dipegang oleh para pimpinan puncak (top management) dari masing-masing unit kerja. Prosedur pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan tata cara kerja tertentu. Tata cara tersebut disebut metode. Dengan metode kerja yang baik, tepat, dan benar maka tujuan akan dapat dicapai secara efisien dan efektif.

D. PEKERJAAN INFORMASI SUBSISTEM

Penggunaan pendekatan sistem dalam pekerjaan informasi atau pekerjaan lainnya adalah untuk memudahkan penelaah terhadap objek bersangkutan agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Apalagi bila dikaitkan dengan analisis dan desain sehubungan dengan bentuk-bentuk pengolahan yang akan dipergunakan.
Dalam pendekatan sistem, satu subsistem akan berhubungan dengan subsistem-subsistem lain dalam satu organisasi, dan dengan sistem-sistem dari organisasi-organisasi lain (misalnya adanya transfer uang, komunikasi surat dan lain-lain).
1. Subsistem Fungsional
Ada banyak cara untuk membagi sistem informasi secara konseptual menjadi subsistem-subsistem. Misalnya, suatu sistem organisasi dapat dibagi menjadi subsistem berdasarkan arus sumber, seperti karyawan, uang dan material. Manajemen Sistem Informasi mengelompokkannya berdasarkan subsistem-subsistem fungsional. Itu berarti bahwa kegiatan-kegiatan organisasi (misalnya produksi atau manifaktur, pemasaran, keuangan, dan personalia) adalah dikelompokan bersama ke dalam bentuk departemen atau bagian membentuk suatu subsistem.
2. Informasi Subsitem
Terlihat bahwa di kantor terjadi pekerjaan informasi. Sedangkan di gudang, tranportasi dan beberapa unsur kegiatan lainnya, terjadi pekerjaan fisik bergabung dengan pekerjaan informasi karena itu berkembanglah pekerjaan sistem informasi pada setiap unit kerja atau beberapa unsur kantor atau organisasi.maka disadari bahwa pekerjaan informasi itu adalah pekerjaan yang saling berhubungan dan berketergantungan baik dalam sistemnya sendiri maupun dengan sistem-sistem lain. Apa yang terjadi pada satu unit atau unsur pasti akan mempengaruhi unit lain. Bahkan dalam skala yang lebih besar, apa yang terjadi pada satu organisasi dapat mempengaruhi organisasi lain. Itulah konsep dasar dari timbulnya teori pendekatan sistem.





E. ORGANISASI SEBAGAI SISTEM

Konsep organisasi sebagai satu sistem adalah berupa integrasi dari berbagai subsistem yang ada pada satu organisasi, agar lalu lintas informasi dan penyediaan informasi informasi dapt berjalan lancar bagi kepentingan organisasi secara keseluruan.
Dengan sistem total maka diharapkan bahwa setiap kebutuhan manajemen akan sesuatu informasi dapat diperoleh setiap waktu. Dan yang paling penting adalah bahwa kegiatan arus informasi rumit pada masing-masing unit dan organisasi secara keseluruhan.
Dengan semakin berkembangnya kerperluan dan hasil informasi pada setiap unit kerja dalam organisasi, maka setiap unit kerja dalam organisasi merupakan suatu sistem informasi. Karena itu pada organisasi modern tidak perlu diadakan suatu unit Pusat Pelayanan Informasi yang lengkap. Yang perlu diadakan adalah unit Pusat Pelayanan Informasi dan Pusat Pengolahan Data. Untuk mengelola kebijakan (policy) keseluruhan sistem informasi organisasi yang terintegrasi, diperlukan rapat koordinasi manjemen puncak. Kebijakan manajenen puncak tersebut pelaksaannya (implementation) dikerjakan oleh masing-masing unit sesuai dengan fungsi kegiatan unit masing-masing bersama-sama dengan subsubunitnya.
Perkembangan yang pesat pemakaian komputer dalam organisasi (perkantoran) sangat membantu segi pengolahan data terpadu ( Pengolahan Data Elektronik/EDP) adalah alat pengolah bantu bagi unit-unit informasi yang memerlukan pengolahan data yang banyak, rumit, dan bentuk hasil informasi yang beragam. Pelayanan terpadu adalah pelayan informasi untuk keperluan masyarakat umum. Dikatakan terpadu (integrated) adalah karena pelayanan tersebut merupakan paduan kerja sama semua unit kerja dalam organisasi yang kegiatannya berkaitan dengan pelayanan umum.
Pekerjaan sistem informasi itu sendiri bukan merupakan satu unit kerja sendiri, seperti personalia, keuangan, dan lain-lain. Pekerjaan informasi sudah implisit berada bersama-sama sebagai bagian dari setiap kegiatan atau subsistem-subsistem dalam suatu organisasi. Karena itu pekerja informasi dilakukan dengan pendekatan sistem, yaitu pekerja informasi tersebut berada pada semua unit kerja dan saling berhubungan satu sama lainnya secara sistem, karena setiap fungsi dalam organisasi adalah juga sebagai subsistem informasi maka dapat dikatakan bahwa unit personalia, mengelola subsistem informasi mengenai kepersonaliaan, unit keuangan mengelola subsistem informadi mengenai keuangan, unit perbekalan mengelola subsistem informasi mengenai perbekalan, dan sebagainya. Secara keseluruhan sistem informasi dikelola oleh pimpinan organisasi, karena pimpinan organisasi merupakan pimpinan seluruh kegiatan organisasi yang terpecah-pecah dalam bentuk kegiatan unit-unit.
Karena pekerjaan informasi ada di mana-mana, maka tidak perlu ada unit sistem informasi tertentu sebagai pusat kegiatan informasi. Yang sering ada di perkantoran adalah suatu unit pengolahan data elektronik (electronic data processing/EDP), yang berfungsi membantu mengolah data dari berbagai unit dalam organisasi, karena kapasitas peralatan pengolahan (komputer) yang terdapat pada unit masing-masing tidak mampu mengolah data yang ada. Dan EDP bukanlah berfungsi sebagai pusat informasi, fungsinya adalah membantu mengolah data unit-unit kerja atau menyediakan informasi yang diperlukan organisasi secara keseluruhan. Karena itu EDP disebut sebagai pusat pengolahan data.
Setelah teknologi alat pengolah data berkembang maju, mulai dari mesin manual, mesin elektrik, sampai ke komputer, maka semua bidang pekerjaan yang ada dalam organisasi berkembang ke arah pengukuran-pengukuran dengan perhitungan-perhitungan teliti dan rumit yang dapat dikerjakan dengan bantuan alat pengolah data yang canggih. Harga peralatan pengolah data itu pun makin lama makin terjangkau oleh kemampuan organisasi, sehingga setiap unit kerja sudah dapat memiliki alat pengolah sendiri. Pengolahan data yang rumit dan memerlukan kapasitas alat pengolah (komputer) yang besar yang tidak dapat dikerjakan oleh sesuatu unit kerja, dapat diserahkan pengerjaannya pada unit pengolah data sentral yang umumnya disebut EDP.


Metodologi Sistem

1.1 Pengembangan sistemKegiatan pengembangan sistem dapat diartikan sebagai kegiatan membangun sistem baru untuk menggantikan atau memperbaiki atau meningkatkan fungsi sistem yang lama / ada. Dasar pertimbangan :
1. Banyak timbul permasalahan.
a. Sistem lama tidak sesuai lagi dengan kebutuhan :
* Tidak efisien dalam operasinya.
* Kesalahan proses/hasil.
* Manfaat yang diperoleh berkurang.
b. Perkembangan organisasi. Berhubungan dengan kebutuhan informasi yang lebih baik dan luas, jumlah data yang dioleh meningkat, dan perubahan prosedur.
2. Untuk meningkatkan kesempatan usaha. Kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana dalam meningkatkan peluang pasar, pelayanan, keuntungan dan proses pengambilan keputusan.
3. Adanya instruksi perubahan. Berasal dari dalam (pimpinan) atau luar organisasi (peraturan pemerintah) Indikator-indikator sistem yang mengalami masalah :
a. Keluhan pelangan terhadap pelayanan.
b. Pelaporan yang salah / terlambat / sulit.
c. Pembayaran yang terlambat.
d. Biaya operasi yang tinggi.
e. Investasi yang tidak efisien.
f. Peramalan penjualan dan produksi yang salah.
g. Waktu kerja yang berlebihan.
h. Kesalahan manual yang tinggi.i.
Pengolah file-file yang tidak teratur, dan lain-lain. Pengembangan sistem harus memberikan peningkatan dalam aspek :
1. Performance (hasil kerja)
2. Information (kualitas)
3. Economy (keuntungan, penurunan biaya)
4. Control (pengendalian kesalahan)
5. Efficiency (efisiensi operasi/sumber daya)
6. Services (pelayanan)
Prinsip pengembangan sistem
1. Mendukung kebutuhan informasi manajemen.
2. Memerlukan investasi modal yang besar.
3. Membutuhkan staff yang terlatih/terdidik.
4. Membutuhkan perencanaan, koordinasi dan tahapan kerja.
Sasaran kriteria penilaian supaya sistem efektif dan efisien :
1. Relevance (sesuai kebutuhan).
2. Capacity (kapasitas sistem).
3. Efficiency (efisiensi sistem).
4.Timeliness (ketepatan waktu untuk menghasilkan informasi).
5. Accessibility(kemudahan akses).
6. Flexibility (keluwesan sistem).
7. Accuracy (ketepatan nilai dari informasi).
8. Reliability (keandalan sistem).
9. Security (keamanan sistem).
10.Economy (nilai ekonomis sistem).
11.Simplicity (kemudahan sistem digunakan).
Siklus hidup pengembangan sistem (system life cycle).
Menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan :
1. Problem definition.
2. Feasibility study. Bertujuan untuk mengetahui ruang lingkup pekerjaan.
3. Analysis. Bertujuan untuk memahami sistem yang ada, mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya.
4. System design. Bertujuan mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan.
5. Detailed design. Membuat sistem baru (hardware dan software).
6. Implementation. Bertujuan untuk mengimplementasikan sistem yang baru.
7. Maintenance. Bertujuan agar sistem dapat berjalan secara optimal.
1.2.Penerapan tahapan pengembangan sistem
Beberapa cara dapat ditempuh dalam penerapan tahapan pengembangan sistem informasi, yaitu secara berurut (watelfall), iterasi dan spiral. Waterfall, setiap tahapan harus diselesaikan terlebih dahulu secara penuh sebelum meneruskan ke tahapan berikutnya, dengan tujuan menghindari terjadinya pengulangan tahapan tersebut. Proses ini lebih cocok untuk diterapkan dalam pengembangan "Mass Product". Iterasi/spiral, tahapan-tahapan tersebut dilaksanakan dengan memakai teknik iteration/pengulangan di mana suatu proses dilaksanakan secara berulang-ulang sampai mendapatkan hasil yang diinginkan. Umumnya proses ini diaplikasikan untuk pembuatan "Tailor Made Product".
1.3.Pendekatan pengembangan sistem
Pengembangan sistem adalah metode / prosedur / konsep / aturan yang digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem (algorithm). Metode adalah suatu cara, teknik sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Terdapat beberapa pendekatan, yaitu :
a. Klasik lawan terstruktur (dipandang dari metodologi yang digunakan)
b. Sepotong lawan sistem (dipandang dari sasaran yang akan dicapai)
c. Bawah-naik lawan atas-turun (dipandang dari cara menentukan kebutuhan sistem)
d. Sistem menyeluruh lawan moduler (dipandang dari cara mengembangkannya)
e. Lompatan jauh lawan berkembang (dipandang dari teknologi yang akan digunakan)

a. Klasik (classical/traditional/conventional approach) Klasik adalah pendekatan yang mengikuti tahapan-tahapan System Life Cycle tanpa menggunakan alat / teknik.
yang memadai dan tidak memberikan pedoman lebih lanjut tentang bagaimana melakukan tahapan-tahapan tersebut secara rinci.
Permasalahan yang timbul (kelemahan) :
1. Pengembangan perangkat lunak sulit dan tidak terarah
2. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem mahal (dokumen tidak
3. lengkap dan tidak terstruktur)
4. Kesalahan sistem besar (tanpa pengetesan sistem)
5. Keberhasilan sistem kurang terjamin (tidak melibatkan pemakai)
6. Kesulitan implementasi sistem (pemakai kurang terlibat)
7. Mengasumsikan analis sistem mengerti semua kebutuhan pemakai.

b. Terstruktur (structure approach)Klasik adalah pendekatan yang mengikuti tahapan-tahapan System Life Cycledengan menggunakan alat / teknik yang memadai (1970).Alat tersebut meliputi : diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data dictionary), tabel keputusan (decision table), diagam HIPO (HIPO diagram), dan bagan terstruktur (structured chart).Permasalahan yang kompleks dipecah menjadi modul-modul terstruktur dan terarah, fleksibel, dokumentasi yang baik, tepat waktu, sesuai rencana dan biaya, produktifitas, kualitas sistem baik, dan melibatkan pemakai sistem.
c. Sepotong (piecemeal approach)Pengembangan yang menekankan pada suatu kegiatan/aplikasi tertentu tanpa memperhatikan posisinya di sistem informasi atau tidak memperhatikan sasaran organisasi secara global (memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja).

d. Sistem (systems approach)Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk masing-masing kegiatan/aplikasinya dan menekankan sasaran organisasi secara global.

e. Bawah-naik (bottom-up approach) Pendekatan dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan menangani transaksi (tingkat operasional) dan naik ke tingkat atas (perencanaan strategis) dengan merumuskan kebutuhan berdasarkan transaksi tersebut (ciri pendekatan klasik, dimana data akan akan diolah terlebih dahulu kemudian informasi yang dihasilkan mengikuti datanya.

f. Atas-turun (top-down approach) Pendekatan dimulai dari tingkat atas (perencanaan strategis) kemudian ke penanganan transaksi (tingkat operasional), yaitu penentuan output, input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol (ciri terstruktur, dimana menekankan informasi yang dibutuhkan kemudian data yang dibutuhkan).

g. Sistem menyeluruh (total-system approach)Pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh, sehingga menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).

h. Moduler (modular approach)Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang sederhana, sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat waktu, mudah dipelihara (ciri terstruktur)

i. Lompatan jauh (great loop approach)Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak menggunakan teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi, terlalu mahal, sulit dikembangkan karena terlalu komplek.

j. Berkembang (evolutionary approach)Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk periode berikutnya mengikuti kebutuhan dan teknologi yang ada.
Keuntungan pendekatan terstruktur :
1. Mengurangi kerumitan masalah (reduction of complexity).
2. Konsep mengarah pada sistem yang ideal (focus on ideal).
3. Standarisasi (standardization).4. Orientasi ke masa datang (future orientation).
5. Mengurangi ketergantungan pada designer (less reliance on artistry).

1.4 Alat dan teknik pengembangan sistem. Terbagi atas :
a. Graphical tools. HIPO, Data Flow Diagram, Structure Chart, SADT, Warnier/Orr, Jakson's Diagram.
b. Diagram Chart. ~ Activity Chart :
~ Systems Flowchart.
~ Program Flowchart (Program Logic Flowchart, Detailed Computer Program Flowchart).
~ Paperwork Flowchart / Form Flowchart.
~ Database Relationship Flowchart.
~ Process Flowchart.
~ Gantt Chart.
~ Layout Charting.
~ Personal Relationship Charting.
~ Working Distribution Chart.
~ Organization Chart.
c. Technique Public
~ Teknik Manajemen Proyek (Penjadualan Proyek).
~ CPM (Critical Path Method).
~ PERT (Program Evalution and Review Technique).
~ Fact Finding Technique (Mengumpulkan data dan menemukan fakta).
~ Interview, Observation, Questionaires, Sampling.
~ Cost Effectiveness Analysis / Cost Benefit Analysis.
~ Inspection and Walkthrough.
~ Meeting.

1.5 Pengertian, tujuan dan sasaran dalam tahap perancangan sistemDesain/perancangan sistem dapat diartikan :
1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.
2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional.
3. Persiapan untuk rancanga bangun implementasi.
4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk ; berupa penggambaran perencanaan, pembuatan sketsa, pengaturan dari bebarapa elemen terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
5. Konfigurasi komponen sofware dan hardware sistem.
Tujuan tahap perancangan sistem :
1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada programmer dalam dan ahli-ahli teknik yang terlibat.

Sasaran yang harus dicapai :
1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan digunakan, data harus mudah ditangkap, metode harus mudah diterapkan, informasi mudah dihasilkan, mudaj dipahamai.
2. Desain sistem harus mendukung tujuan utama perusahaan.
3. Desain sistem harus efisien dan efektif untuk mendukung pengolahan transaksi, pelaporana manajemen dan keputusan.
4. Desain sistem harus memberikan komponen sistem informasi secara rinci, meliputi data, informasi, media penyimpanan, prosedur yang digunakan, sumber daya manusia yang dibutuhkan, perangkat keras, perangkat lunak dan pengendaliannya

Beberapa design forces (tekanan desain) yang harus diperhatikan :
1. Integrasi sistem
2. Jalur pemakai / sistem (user interface : query, desain layar, umpan balik, batuan, pengendalian kesalahan, desain workstation).
3. Tekanan dan persaingan
4. Kualitas dan kegunaan informasi (tepat waktu, tepat guna, relecan).
5.Kebutuhan sistem (keandalan, ketersediaan, keluwesan, skedul instalasi, berguna sesuai pertumbuhan organisasi, kemudahan dipelihara).
6.Kebutuhan pengolahan data (volume, hambatan waktu pengolahan, permintaan perhitungan).
7. Faktor-faktor organisasi (sifat organisasi, tipe, ukuran, struktur organisasi, gaya manajemen).
8. Kebutuhan-kebutuhan biaya efektivitas
9. Faktor-faktor manusia
10.Kebutuhan dan kelayakan (kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, hukum, operasi, dan kelayakan skedul).